22 January 2009

Maafkan aku, Mam

Rabu, januari 22

Seandainya lian tau sedari dini, bahwa menjadi anak mama akan serumit ini, mungkin aku akan memilih menjadi anak orang lain

Menjadi anak yg tidak dapat dibanggakan, tidak mengikuti keinginannya, ternyata menyakitkan.
Tapi entah mengapa, keinginan sederhana mama, justru menyakitkan untukku.

Tidak bisa memenuhi keinginannya utk memberikan ia menantu
Tidak juga bisa memenuhi keinginannya utk menjadi pegawai negri sipil
Adalah beberapa keinginan mama, yang sulit kupenuhi

Mama,
Ini bukan karna aku tidak ingin menikah. Tapi ini karna lelaki pilihanku telah menjadi milik orang lain. Dan aku telah lebih dahulu menikahi hatinya, meski tanpa surat resmi dari pemerintah. Tapi aku punya kuasa untuk mengakui dia suami untuk hatiku. Dan aku tidak mungkin menikahi laki-laki lain, karena hatiku harus diceraikan olehnya lebih dahulu. Dan yang aku tau, ia tidak akan pernah menceraikan hatiku. Dan aku hanya menginginkan dia, Mam. Bukan laki-laki lain…

Ini juga bukan karna aku tidak ingin menjadi PNS. Tapi karena aku tidak ingin terus menjadi bayang-bayang ayahku, Mam. Aku tidak mau menikmati kemudahan yang ayahku berikan, dengan berada dibalik bayangannya. Aku hanya ingin menjadi aku, Mam.

Aku ingin membanggakanmu, Mam. Tapi bukan dengan memenuhi impianmu. Tapi menjadi diriku sendiri. Menjadi seperti yang aku inginkan. Egoiskah aku, Mam? Salahkah ini, bila bukan seperti kehendakmu yang kuinginkan?

Mama,
Menyakitkan mungkin utk tidak memenuhi keinginanmu. Tapi akan lebih menyakitkan jika semua itu kulakukan. Jangan salahkan dirimu yang mungkin salah mendidikku. Jangan salahkan ayahku yang mungkin memaksakan keinginan yang sama denganmu. Jangan juga salahkan Tuhan yang tidak membuat aku jadi lebih penurut.
Salahkan aku, Mam. Salahkan aku yg memiliki keinginan ini. Keinginan utk tidak menuruti keinginanmu.

Maafkan aku Mam… jika tidak lagi menjadi anak kebanggaanmu, seperti dulu.

3 comments:

  1. yea rite, that's the hardest pasrt! in this case i am so AGREEEEEEEEEEEE with ya!

    frustrated when u hear them say such a word like, "mama sudah tua..." "kewajiban ayah adalah menikahkan anak perempuannya..." and bla bla bla

    frustrated when you hear them say, "jangan terlalu idealis..." "tidak ada the right man on the right time recently..." "kenapa pilih2 kerjaan..." and bla bla bla

    i totally know how's the feeling cuz they have been rushing to my life now! and all i can do is just BELIEVE IN THE VOICE WITHIN MINE







    -VICTORY ALWAYS HAS THE PRICE-

    ReplyDelete
  2. mengikuti keinginan orang tua sebetulnya mudah, seperti menjentikkan jari. tapi kadang menjadi sulit kalo terbentur dengan keinginan pribadi, seperti menepuk nyamuk...(apalagi kalo nyamuknya lincah kayak gw)

    terkadang ingin cepat keluar dari rumah, dan bilang "I have my own rule for myself" tapi aku ga tega meninggalkan mereka yang jelas2 membutuhkan si Lian dirumah...

    Dengarkan kata hatiku??? sayangnya, kata hatiku tidak memiliki pilihan apapun

    ReplyDelete
  3. dasar kata hati lo! gue tusuk jarum nih biar cepetan milih! :D

    ReplyDelete