19 October 2009

Menikah?

Malam hari, Uda Christ, adik sepupu ayah, datang ke rumah. Dan aku baru saja pulang, dari kunjungan ke rumah teman. Aku capek, sungguh, sangat capek. Kepalaku penuh. Tapi sebagai keponakan yang baik, ku hampiri dia, yang datang bersama istrinya.

"Hey Boru, apa kabar kamu" tanyanya.
"Baik, Da. Cuma capek aja. Itu mobilnya diparkir yang benar dong. Motorku tidak bisa masuk"jawabku.
Si Uda hanya tertawa melihatku yang memang terlihat sangat letih.

"Gimana kuliahmu? Kerja dimana sekarang kamu?"
"Lancar. Gak kerja, masih belum dapet kerjaan baru."
"Cepat selesaikan kuliahmu. Biar bisa bantu Mama sama Bapak."
"Doakan saja, Da. Aku juga berusaha yang terbaik"

"Sudah berapa umurmu, Boru?"
"4 hari yang lalu, aku genap 26 tahun."
"Berarti ada 3 tahun waktu untukmu"
"Kenapa harus 3 tahun, Da?" tanyaku....

"Karena setelah umur 30 tahun kau akan sulit untuk menemukan pasangan mu."

Ohhh... obrolan sudah menjurus ke topik yang aku benci.

"Tuhan tidak pernah bilang kan kalau jodoh berhenti di umur 30? Temanku pernah menikah di usia 21. Lalu dia bercerai. Saat usianya 52 tahun dia menikah lagi, untuk kedua kalinya. Toh dia masih berjodoh kan?"jawabku.
"Carilah laki-laki yang kau suka. Yang Kristen ya, kalau bisa ya orang batak juga."
"Kenapa harus kucari?"
"Memang kau tidak mau menikah?" tanyanya bingung.
"Menikah itu pilihan kan..?", Uda mengangguk. "....tidak menikah juga pilihan, bukan?"

"Yaaah, jangan begitu lah, nang. Jangan buat susah orang tua."
"Uda, Lian sudah bilang ke Mama. Mungkin sampai usia 30 tahun pun menikah bukan targetku. Kalau mama dan bapak merindukan cucu, Martha bisa memberikannya juga kan? Lian sudah bilang sama Mama, Lian tidak akan sakit hati kalau Martha mau lebih dulu menikah"

"Ini topik yang sangat Lian hindari. Perlu kalian semua yang ada disini tahu. Aku hanya akan menikah dengan orang yang kucintai. Dan tidak akan menikah dengan orang yang tidak kucintai. Tapi ia sudah menikah 3 tahun lalu. Hanya karena ada yang namanya perbedaan agama. Perbedaan yang menurut Lian bukan perbedaan. Jika Lian tidak menikah dengan dirinya, Lian tidak akan menikah dengan orang lain." jelasku.

Lalu aku berdiri. Berniat meninggalkan ruangan itu, dan masuk ke kamarku.
"Tapi satu yang Lian selalu ingatkan untuk diri sendiri, Jika Tuhan berkata Lian menikah besok, Lian akan patuhi perintah-Nya. Tapi Tuhan tahu, seberapa kerasnya aku mengingkari hati setiap laki-laki yang mendekatiku, aku akan mengikuti keinginan-Nya."

Lalu aku keluar dari ruangan itu. Menghubungi kekasih hatiku. Dan aku tahu, setelah bicara dengannya, hatiku merasa tenang kembali.



2 comments:

  1. wong gendeng. menikah 3 thn yg lalu????????????

    ReplyDelete
  2. ahahahahah...

    tidakkah memang kau tau kalo aku memang "Gendeng"?

    ReplyDelete