17 April 2009

bersama Tuan itu aku menunggu

Sayap sebelahku masih terkulai lemah
Tak mampu lagi mengajakku terbang, meski rendah

Malam lalu, aku dihadapan sayap sebelahku yang patah
Warnanya tidak lagi kuning emas bercahaya
Kusam berdebu tak berfungsi

Aku marah
tak mampu lagi terbang, meski rendah
Aku marah
tak mampu menemuinya, meski sebentar

Tak adakah toko penjual sayap...atau toko penyewaan sayap?
Aku hanya butuh beberapa jam saja
Aku butuh terbang, menguasai angkasa
Aku butuh terbang, menghampiri peri gertikali

Ibu,
Dimana kamu?
Ayah,
Dimana kamu?

Mengapa hanya ada Tuan itu yang menemukanku?
Mengapa hanya ada Tuan itu yang merawat sayap sebelahku?
Mengapa hanya ada Tuan itu yang menghapus air mata di hatiku?

Ibu,
Dimana kamu?
Ayah,
Dimana kamu?

Disini aku rindu. Bersama Tuan itu aku menunggu

3 comments: